Minggu, 04 November 2012

Akulturasi dan Relasi Internalkultural

Di dalam hidup bermasyarakat kita dapat menemui kebudayaan - kebudayaan yang baru saja kita jumpai, apalagi jika kita berada di Indonesia yang masyarakatnya memiliki berbagai macam latar budaya , suku, dan adat istiadaat. banyak yang belum mengetahui bagaimanakah kebudayaan - kebudayaan itu bisa tercipta, kali ini saya akan menjelaskan tentang akulturasi dan relasi INternalkultural yang merupakan proses sosial yang sering kita temui di masyarakat Indonesia.

Dalam Wikipedia disebutkan bahwa Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri tanpa menyebabkan hilangnya unsur kebudayaan kelompok itu sendiri. Contoh akulturasi: Saat budaya rap dari negara asing digabungkan dengan bahasa Jawa, sehingga menge-rap dengan menggunakan bahasa Jawa.

Beberapa tokoh menjelaskan pengertian Akulturasi
Penegrtian Akulturasi:
1) Koentjaraningrat (1996: 155): Akulturasi adalah suatu proses social yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsure-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsure-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ki dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
2) Menurut Garbarino:"Acculturation (is) the process of culture change as a result of long term, face to face contact between two societies" (Garbarino, 1983).
Akulturasi (adalah) proses perubahan budaya sebagai akibat jangka panjang, tatap muka kontak antara dua masyarakat "(Garbarino, 1983).
3) Menurut Ta Chee Beng: "Acculturation is the kind of cultural change of one ethnic group or a certain population of ethnic group (A) in relation to another ethnic group (B) such that certain cultural features of A become similar or bear some resemblance to those of B" (Ta Chee Beng, 1988).
Akulturasi adalah jenis perubahan budaya dari satu kelompok etnis atau populasi tertentu dari kelompok etnis (A) dalam hubungannya dengan kelompok etnis lain (B) sedemikian rupa sehingga budaya tertentu fitur dari A menjadi serupa atau beruang kemiripan kepada mereka dari B "(Ta Chee Beng, 1988).
4) Akulturasi menurut Robert E.Park dan Ernest W.Burgess (1921:735) “comprehends those phenomena which result when groups of individuals having different culture comes into continous first hand contact, with subsequent changes in the original cultural patterns of either or both groups".
“Memahami fenomena yang terjadi ketika kelompok individu yang memiliki budaya yang berbeda datang ke dalam kontak tangan terus pertama, dengan perubahan berikutnya dalam pola-pola budaya asli dari salah satu atau kedua kelompok ".
5) Akulturasi menurut Arnold M.Rose (1957:557-558) “ the adoption by a person or group of the culture of another social group."
"adopsi oleh orang atau kelompok budaya lain kelompok sosial"
6) Menurut Redfield, Linton, Herskovits Akulturasi meliputi fenomena yang timbul sebagai hasil, jika kelompok-kelompok manusia yang mempunyai kebudayaan yang berbeda-beda bertemu, dan mengadakan kontak secara terus menerus, yang kemudian menimbulkan perubahan dalam pola kebudayaan yang original dari salah satu kelompok atau kedua-duanya.
Dari definisi tersebut terlihat bahwa akulturasi adalah salah satu aspek daripada culture change dan asimilasi adalah salah satu fase dari akulturasi, sedang difusi adalah daripada akulturasi
7) Menurut Krober: Akulturasi itu meliputi perubahan didalam kebudayaan yang disebabkan oleh adanya pengaruh dari kebudayaan yang lain, yang akhirnya menghasilkan makin banyaknya persamaan pada kebudayaan itu.
Menurut krober, difusi adalah salah satu aspek dari akulturasi.
8) Gillin & Gillin Dalam bukunya “culture Sosiology”, memberikan definnisi mengenai akulturasi sebagai proses dimana masyarakat-masyarakat yang berbeda-beda kebudayaannya mengalami perubahan oleh kontak yang sama dan langsung, tetapi dengan tidak sampai kepada pencampuran yang komplit dan bulat dari kedua kebudayaan itu.


Pengertian Relasi Internalkultural

Definisi yang pertama dikemukakan didalam buku “Intercultural Communication: A Reader” dimana dinyatakan bahwa komunikasi antar budaya (intercultural communication) terjadi apabila sebuah pesan (message) yang harus dimengerti dihasilkan oleh anggota dari budaya tertentu untuk konsumsi anggota dari budaya yang lain (Samovar & Porter, 1994, p. 19).
Definisi lain diberikan oleh Liliweri bahwa proses komunikasi antar budaya merupakan interaksi antarpribadi dan komunikasi antarpribadi yang dilakukan oleh beberapa orang yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berbeda (2003, p. 13). Apapun definisi yang ada mengenai komunikasi antar budaya (intercultural communication) menyatakan bahwa komunikasi antar budaya terjadi apabila terdapat 2 (dua) budaya yang berbeda dan kedua budaya tersebut sedang melaksanakan proses komunikasi.
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Menurut Stewart L. Tubbs,komunikasi antarbudaya adalah komunikasi antara orang-orang yang berbeda budaya (baik dalam arti ras, etnik, atau perbedaan-perbedaan sosio ekonomi).Kebudayaan adalah cara hidup yang berkembang dan dianut oleh sekelompok orang serta berlangsung dari generasi ke generasi.




sumber :
 http://id.wikipedia.org/wiki/Akulturasi

Minggu, 14 Oktober 2012

Transmisi Budaya dan Biologis Serta Awal Perkembangan dan Pengasuhan


 Transmisi Budaya adalah penyebaran antara saru budaya kebudaya yang lainnya ataupun juga penurunan budaya dari satu generasi ke generasi yang berikutnya. Transmisi Budaya biasanya sudah menjadi sebuah kebiasaan dalam budaya atau etnis tertentu dan sulit untuk diubah atau dihapuskan


Dilakukan berbagai cara untuk melakukan transmisi budaya diantaranya :
1. Enkulturasi 
Proses penerusan dan kebudayaan transmisi dari generasi ke generasi selama hidup seseorang individu dimulai dari keluaraga terutama ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dimana kultur di perabaiki melalui kontak atau pemaparan langaung dengan kultur lain. Kultur di transmisikan melalui proses belajar bukan dengan gen atau pun keturunan. Enkulturasi menyebabkan budaya masyarakat tertentu bergerak dinamis mengikuti perkembangan jaman. Sebaliknya sebuah masyarakat yang cenderung sulit menerima hal hal baru dalam masyarakat sulit mempertahankan budaya lama yang sudah tidak relevan lagi untuk disebut sebagai akulturasi.

2. Akulturasi 
Akulturasi adalah proses sosial yang timbul apabila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing sehingga unsur-unsur kebudayan asing itu lambat laun dapat diterima dan diolah ke dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnnya kebudayaan itu sendiri. pada umumnya generasi muda dianggap sebagai individu-individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk melalui proses akulturasi. sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot yang sukar menerima unsur baru. hal ini disebabkan karena norma-norama yang tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai. suatu masyarakat yang terkena proses akulturasi selalu adakelomok individu-individu yang sukar sekali atau bahkan tak dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi . proses akulturasi yang berjalan dengan baik dapat menghasilkan integrasi antara unsur-unsur kebudayaan asing dengan unsur-unsur kebudayaan sendiri. 

3. Sosialisasi 
Sosialisasi proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sosialisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota.Sosialisasi adalah sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peranan (role theory). Karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan oleh individu.

Pengaruh Transmisi Budaya Terhadap Psikologi Individu
1. Pengaruh enkulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah perkembangan seseorang untuk tumbuh kembang dipengaruhi oleh proses kultur atau budaya yang di transmisikan dari satu generasi ke generasi selanjutnya dengan proses belajar.

2. Pengaruh akulturasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah berubahnya kultur seseorang yang terjadi karena pengaruh asing. Hal itu terjadi karena adanya proses sosial dimana sesama manusia saling mempelajari kultur yang ada dalam lingkungan asing tersebut.

3. Pengaruh sosialisasi terhadap perkembangan psikologi individu adalah kehidupan seorang manusia yang terus berjalan mempengaruhi bagaimana proses penanaman kebiasaan dari satu generasi ke generasi berikutnya itu terjadi sehingga sosialisasi mempengaruhi peranan seorang individu dalam suatu kelompok masyarakat.

   
 
Awal Perkembangan dan Pengasuhan Transmisi budaya dapat terjadi sesuai dengan awal pengembangan dan pengasuhan yang terjadi pada masing-masing individu. Dimana proses seperti enkulturasi, sosialisasi ataupun akulturasi yang mempengaruhi perkembangan psikologis individu tergantung bagaimana individu mendapat pengasuhan dan bagaimana lingkungan yang diterimanya. Bentuk – bentuk Transmisi Budaya Enkulturasi adalah Proses penerusan kebudayaan dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya selama hidup seseorang individu dimulai dari insttitusi keluarga terutama tokoh ibu. Enkulturasi mengacu pada proses dengan mana kultur (budaya) ditransmisikan dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kita mempelajari kultur, bukan mewarisinya. Kultur ditransmisikan melalui proses belajar, bukan melalui gen. Orang tua, kelompok, teman, sekolah, lembaga keagamaan, dan lembaga pemerintahan merupakan guru-guru utama dibidang kultur. Enkulturasi terjadi melalui mereka. Sosialisasi Sosisalisasi adalah proses pemasyarakatan, yaitu seluruh proses apabila seorang individu dari masa kanak-kanak sampai dewasa, berkembang, berhubungan, mengenal, dan menyesuaikan diri dengan individu-individu lain dalam masyarakat. Menurut Soerjono Soekanto, sosialisasi adalah suatu proses di mana anggota masyarakat baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di mana ia menjadi anggota. Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah ke dalam kebudayaannya sendiri.

sumber: 





Psikologi Lintas Budaya

Psikologi adalah suatu cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang pola atau tungkah laku manusia. didalam olu psikologi terdapat cabang ilmu yang lainnya yaitu Psikologi Lintas Budaya. Belum banyak orang yang mengenal bahkan mendengar tentang Psikologi Lintas Budaya (PLB). Kali ini saya akan membahas tentang PLB supaya kalian yang belum mengetahui dapat mengambil sedikit pelajaran tentang PLB. 


Pengertian Psikologi Lintas Budaya. 

A. Menurut Segall, Dasen dan Poortinga, psikologi lintas-budaya adalah kajian mengenai perilaku manusia dan penyebarannya, sekaligus memperhitungkan cara perilaku itu dibentuk dan dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan sosial dan budaya. Definisi ini mengarahkan perhatian pada lingkungan dua hal pokok: keragaman perilaku manusia di dunia dan kaitan antara perilaku terjadi. Definisi ini relatif sederhana dan memunculkan banyak persoalan. Sejumlah definisi lain mengungkapkan beberapa segi baru dan menekankan beberapa kompleksitas: 1. Riset lintas-budaya dalam psikologi adalah perbandingan sistematik dan eksplisit antara variabel psikologis di bawah kondisi-kondisi perbedaan budaya dengan maksud mengkhususkan antesede-anteseden dan proses-proses yang memerantarai kemunculan perbedaan perilaku. 

B. menurut Herskovits, yang mendefinisikan budaya sebagai hasil karya manusia sebagai bagian dari lainnya (culture is the human-made part of the environment). Artinya segala sesuatu yang merupakan hasil dari perbuatan manusia, baik hasil itu abstrak maupun nyata, asalkan merupakan proses untuk terlibat dalam lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun sosial, maka bisa disebut budaya. Tentu saja definisi ini juga sangat luas. Namun definisi tersebut digunakan oleh Harry 

C. Triandis, salah seorang pakar psikologi lintas budaya paling terkemuka, sebagai dasar bagi penelitian-penelitiannya (lihat Triandis, 1994) karena definisi tersebut memungkinkannya untuk memilah adanya objective culture dan subjective culture. Budaya objektif adalah segala sesuatu yang memiliki bentuk nyata, seperti alat pertanian, hasil kesenian, rumah, alat transportasi, alat komunikasi dan sebagainya. Sedangkan budaya subjektif adalah segala sesuatu yang bersifat abstrak misalnya norma, moral, nilai-nilai,dan lainnya. c. Menurut Brislin, Lonner, dan Thorndike, (1973) : menyatakan bahwa psikologi lintas budaya ialah kajian empirik mengenai anggota berbagai kelompok budaya yang telah memiliki perbedaan pengalaman, yang dapat membawa ke arah perbedaan perilaku yang dapat diramalkan dan signifikan.

 Jadi secara umum Psikologi Lintas Budaya adalah kajian mengenai persamaan dan perbedaan dalam fungsi individu secara psikologis, dalam berbagai budaya dan kelompok etnik; mengenai hubungan-hubungan di antara ubaha psikologis dan sosio-budaya, ekologis, dan ubahan biologis; serta mengenai perubahan-perubahan yang berlangsung dalam ubahan-ubahan tersebut. 

 Tujuan Psikologi Lintas Budaya 
1. untuk melihat prilaku manusia dengan kebudayaan yang sangat beragam yang berada disekitarnya. 
2. mencari perbedaan dan persamaan manusia dalam berbagai kelompok etnis dan budaya 
3. Untuk mengidentifikasi bagaimana budaya tersebut berpengaruh terhadap perilaku individu baik kehidupan keluarga, pendidikan, pengalaman sosial dll. 

Perbedaan Psikologi Lintas Budaya dan Ilmu Lainnya 
1. Psikologi antropologi
Antpologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. 
2. Psikologi indigeneous 
Indigenous Psychology merupakan suatu masalah yg di kaji melaui konteks kultural/budaya yg dapat memunculkan suatu teori untuk dapat menelaah suatu tradisi dari setiap budaya masyarakat timur.
3. Psikologi budaya
memahami keragaman budaya yang ada di dunia sekaligus dampak budaya tersebut terhadap kelangsungan masyarakat sosial dalam lingkup budaya tertentu. Sementara kalau dalam psikologi lintas budaya, pembahasannya seputar pengaruh lingkungan budaya terhadap perilaku individu. Fungsi dari lintas budaya sendiri kalau menurut saya untuk merentangkan toleransi kita ketika berhadapan dengan anggota masyarakat dari budaya yang berbeda dengan kita sendiri. 
 

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Psikologi_lintas_budaya 
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2012/01/psikologi-lintas-budaya-2/ 

Selasa, 20 Maret 2012

Fenomena Bunuh Diri di Indonesia

Bunuh diri adalah tindakan menghilangkan nyawa kita sendiri dengan sengaja. Bunuh diri biasanya dilakukan dengan menggantung diri, meminum racun, dan terjun dari gedung atau pun tiang tower. Tinadakan ini adalah tindakan yang dilarang dalam agama manapun, karena menyalahi kodrat kita sebagai manusia.

Masalah hidup, ekonomi, bahkan percintaan dapat membuat seseorang melakukan tindakan ini. Contohnya saja seorang pemuda yang bekerja sebagai tukang sayur di Bandub=ng dikabarkan menggantung dirinya hanya karena ditolak cintanya. Lain lagi seorang Caleg didaerah Cilacap yang gagal dalam pemilihan Legislatif, dia bunuh diri karena putus asa.

Menurut data yang dilihat dari Organisasi Kesehatan Dunia(WHO)menyatakan bahwa,di Indonesia sendiri berdasarkan hasil dari penghitungan Direktur WHO & bidang kesehatan mental dan kekerasan mengatakan,kalau jumlah rata-rata penduduk Indonesia yang meninggal akibat bunuh diri itu mencapai 24 orang dari 100 ribu penduduk/hari,coba kita bayangkan,bagaimana rendah nya kesehatan mental masyarakat Indonesia.

Untuk itu,peran orang-orang yang disektar mereka yang memiliki ciri-ciri tersebut,hendak lah selalu terus mengawasi,dan memperhatikan pola tngkah laku mereka, kaena peran orang-orang yang ada di samping mereka,terutama keluarga dan orangtua sangat di perlukan dalam mencegah aki nekat mereka kemudian jangan tinggalkan mereka seorang diri, jauhkan dari benda-benda berbahaya, dan usahakan untuk meminimalkan konflik,serta tidak lupa pula dalam hal ini masyarakat, tokoh agama dan pemerintah juga mempunyai peran penting dalam mencegah dan meminimalkan kasus bunuh diri dengan menanamkan nilai-nilai kesehatan jiwa sejak dini.

Di dalam bukunya ”A Mind That Found Itself”, Beers tidak hanya melontarkan tuduhan-tuduhan terhadap tindakan-tindakan kejam dan tidak berperi kemanusiaan dalam asylum-asylum , tapi juga menyarankan program-program perbaikan yang definitif pada cara pemeliharaan dan cara penyembuhannya. Pengalaman pribadinya itu meyakinkan Beers bahwa penyakit mental itu dapat dicegah dan pada banyak peristiwa dapat disembuhkan pula. Oleh keyakinan ini ia kemudian menyusun satu program nasional, yang berisikan:

1. Perbaikan dalam metode pemeliharaan dan penyembuhan para penderita mental.
2. Kampanye memberikan informasi-informasi agar orang mau bersikap lebih inteligen dan lebih human atau berperikemanusiaan terhadap para penderita penyakit emosi dan mental.
3. Memperbanyak riset untuk menyelidiki sebab-musabab timbulnya penyakit mental dan mengembangkan terapi penyembuhannya.
4. Memperbesar usaha-usaha edukatif dan penerangan guna mencegah timbulnya penyakit mental dan gangguan-gangguan emosi.

William James dan Adolf Meyer, para psikolog besar, sangat terkesan oleh uraian Beers tersebut. Maka akhirnya Adolf Meyer-lah yang menyarankan agar ”Mental Hygiene” dipopulerkan sebagai satu gerakan kemanusiaan yang baru. Dan pada tahun 1908 terbentuklah organisasi Connectitude Society for Mental Hygiene. Lalu pada tahun 1909 berdirilah The National Committee for Mental Hygiene, dimana Beers sendiri duduk di dalamnya hingga akhir hayatnya.

sumber:
[1] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental dan Kesehatan Mental dalam Islam, Bandung: CV. Mandar Maju, 1989,

[2] Dr. Kartini Kartono, Hygiene Mental…

[3] Hasan Langgulung, Teori-Teori Kesehatan Mental, Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1986, hal. 50-76.

[4] Moeljono Notosoedirdjo, Kesehatan Mental; Konsep dan Penerapan, Malang: Universitas Muhammadiyah Malang, 2002, hal. 14.

Senin, 19 Maret 2012

Kesehatan Mental dan Sejarahnya di Indonesia

PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL

Istilah "KESEHATAN MENTAL" di ambil dari konsep mental hygiene. Kata mental di ambil dari bahasa Yunani, pengertiannya sama dengan psyche dalam bahasa latin yang artinya psikis, jiwa atau kejiwaan. Jadi istilah mental hygiene dimaknakan sebagai kesehatan mental atau jiwa yang dinamis bukan statis karena menunjukkan adanya usaha peningkatan. (Notosoedirjo & Latipun,2001:21).

Zakiah Daradjat(1985:10-14) mendefinisikan kesehatan mental dengan beberapa pengertian :

1. Terhindarnya orang dari gejala - gejala gangguan jiwa (neurose) dan dari gejala - gejala penyakit jiwa(psychose).

2. Kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan dimana ia hidup.

3. Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi, bakat dan pembawaan yang ada semaksimal mungkin, sehingga membawa kepada kebahagian diri dan orang lain; serta terhindar dari gangguan - gangguan dan penyakit jiwa.

4. Terwujudnya keharmonisan yang sungguh - sungguh antara fungsi - fungsi jiwa, serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem - problem biasa yang terjadi, dan merasakan secara positif kebahagian dan kemampuan dirinya.


Sejarah Perkembangan Kesehatan Mental di Indonesia :

1.Dulu Kala
G. jiwa dianggap kemasukan
Terapi : mengeluarkan roh jahat



2.Zaman Kolonial

Sebelum ada RSJ, pasien ditampung di RSU – yang ditampung, hanya yg mengalami gangguan Jiwa berat



3. 1 Juli :

- 1882 : RSJ pertama di Indonesia

- 1902 : RSJ Lawang

- 1923 : RSJ Magelang

- 1927 : RSJ Sabang diRS ini jauh dari perkotaan

Perawat pasien bersifat isolasi & penjagaan (custodial care)

- Stigma

- Keluarga menjauhkan diri dari pasien



4.Dewasa Ini hanya satu jenis RSJ yaitu RSJ punya pemerintah



5.Sejak tahun 1910

Mulai dicoba hindari costodial care ( penjagaan ketat) & restraints (pengikatan )



6.Mulai tahun 1930

Mulai terapi kerja seperti menggarap lahan pertanian

7.Selama Perang Dunia II & pendudukan Jepang

Upaya kesehatan jiwa tak berkembang



8.Proklamasi – perkembangan baru

- Oktober 1947 pemerintah membentuk Jawatan Urusan Penyakit Jiwa ( belum bekerja dengan baik)
- Tahun 1950 pemerintah memperingatkan Jawatan Urusan Penyakit Jiwa – meningkatkan penyelenggaraan pelayanan



9.Tahun 1966

- PUPJ Direktorat Kesehatan Jiwa

- UU Kesehatan Jiwa No.3 thn 1966 ditetapkan oleh pemerintah

- Adanya Badan Koordinasi Rehabilitasi Penderita Penyakit Jiwa ( BKR-PPJ) Dgn instansi diluar bidang kesehatan



10.Tahun 1973

PPDGJ I yg diterbitkan tahun 1975 ada integrasi dgn puskesmas



11.Sejak tahun 1970 an

Pihak swastapun mulai memikirkan masalah kes. Jiwa



12.Ilmu kedokteran Jiwa berkembang

- Adanya sub spesialisasi seperti kedokteran jiwa masyarakat, Psikiatri Klinik, kedokteran Jiwa Usila

dan Kedokteran Jiwa Kehakiman

- Setiap sub Direktorat dipimpin oleh 4 kepala seksi

Program Kes. Jiwa Nasional dibagi dalma 3 sub Program yang diputuskan pada masyarakat dengan prioritas pada Heath Promotion Sub Prgoram Perbaikan Pelayanan :
- Fokus Psychiatic – medical – Care

- Penekanan pada curative service ( treatment) dan rehabilitasi

Sub Program untuk pengembangan sistem

- Fokus pada peningkatan IPTEK, Continuing education, research administrasi dan manajemen, mental health information

Sub Program untuk establishment community mental health :
- Diseminasi Ilmu

- Fasilitasi RSJ swasta – perijinan

- Stimulasi konstruksi RSJ swasta

- Kerja sama dgn luarg negeri : ASEAN, ASOD, COD, WHO dan AUSAID etc




sumber : wikipedia indonesia